Ads 728x90

Di Aimi Homestead, Pagar Bukan Sekedar Batas, Tapi Rimbunan Harapan

close


Di banyak ingatan tentang desa dan masa, sebelum pagar besi menjulang atau tembok beton membatasi ruang, pagar hidup tumbuh tanpa paksaan. Ia hadir sebagai batas sekaligus berkah yang pantas — memisah tanpa memutus, melindung tanpa mengurung. Sebuah kearifan yang diwariskan tanpa buku, tapi tertanam dalam laku.

Di Aimi Homestead, kami menyambut kembali kearifan ini dengan pelan, dengan nyaman, dan penuh harapan. Kami percaya, pagar hidup bukan hanya bagian dari masa lalu, tapi juga kunci untuk menyongsong masa depan yang lebih bersahaja dan lestari. Maka yang kami lakukan bukan sekadar untuk menandai sejengkal batas, tapi untuk menghidupkan kembali ingatan yang hampir kandas. Tanaman kami bertumbuh berkelindan di pinggiran pekarangan, di samping kandang, dan di tepi kolam. Daun-daun hijau itu tak hanya mempercantik halaman, tapi juga menyimpan rasa aman: esok tak perlu khawatir pada pangan.

Pagar hidup menjadi dapur pertama sebelum pasar, menjadi penyambung nutrisi sebelum belanja jadi solusi. Tak butuh lahan luas, cukup kemauan yang ikhlas. Pagar hidup adalah artifak yang tidak hanya artistik, tapi ia tak bahkan tak perlu dimanja pupuk, tak rewel soal musim. Ia tahan kering, sabar basah, dan tetap memberi meski tak diminta-minta.

Di balik kesederhanaannya, ada pesan mendalam tentang kemandirian: bahwa ketahanan pangan bukan selalu soal lumbung besar atau gudang bertingkat—tapi tentang apa yang tumbuh di dekat, yang bisa kita jaga tanpa takut tanpa sekat. 

Aimi Homestead berupaya melestarikan dan menghidupkan kembali pagar hidup, bukan hanya sebagai simbol, tapi sebagai bagian nyata dari sistem pangan keluarga. Pagar hidup adalah pengingat, bahwa di antara tembok dan pagar besi, ada jalan yang lebih lestari. Lebih ramah pada bumi, lebih murah untuk dimiliki. Ia bukan sekadar pagar, tapi penyambung hidup yang sadar. Dan ketika keluarga menanamnya bersama, mereka sejatinya sedang menanam harapan—agar masa depan tak hanya kenyang, tapi juga tenang.

Share on :