Ads 728x90

Feasibility, Cara Kami Memulai Aimi Homestead

close


Mengapa saya tidak menetaskan dan memelihara itik dari kecil? Mengapa saya tidak membeli anakan ikan lele ukuran 9–12 cm? Atau bahkan 4-6cm?

Kami tak selalu mulai dari awal, tapi mulai dari yang paling mungkin.

Pertanyaan-pertanyaan itu sering muncul—baik dari pengunjung, maupun dari rekan sesama peternak dan pegiat permakultur. Jawaban saya sederhana, tapi mengakar pada realitas sehari-hari: saya memilih jalan yang paling feasible untuk Aimi Homestead.

Ya, untuk itik, saya lebih memilih membeli yang sudah siap bertelur—usia 5 hingga 6 bulan. Tidak mulai dari telur atau DOD (Day Old Duck). Demikian pula untuk ikan lele, saya mengambil yang ukurannya sudah remaja. Bukan bibit kecil yang butuh waktu dan perhatian ekstra untuk tumbuh.

Kenapa? Karena waktu adalah sumber daya yang terbatas di homestead kami.

Banyak orang berpikir bahwa memulai dari awal—dari telur, dari benih terkecil—adalah bentuk kemandirian. Mungkin benar. Tapi kemandirian juga berarti tahu kapan harus menyerahkan sebagian proses kepada pihak lain, demi efisiensi dan keberlangsungan.

Jika saya memulai dari nol, dari anakan yang masih rapuh, maka saya harus menyediakan pakan khusus, perhatian intensif, infrastruktur yang memadai, serta tenaga kerja tambahan. Semua itu tidak hanya memakan biaya, tapi juga waktu—dan pada titik tertentu, energi itu lebih baik saya alokasikan ke hal lain: edukasi, kebun, atau pengembangan produk olahan.

Tentu saja, keputusan ini tetap mengandung risiko. Membeli hewan yang sudah besar berarti harga awal lebih mahal, dan jika salah penanganan saat adaptasi ke lingkungan baru, produktivitasnya bisa turun drastis. Tapi dibanding risiko kegagalan besar di fase pembibitan, pilihan ini lebih bisa saya kelola dengan sumber daya yang ada.

Memilih yang lebih siap bukan berarti instan. Itu tetap butuh perawatan, tetap ada risiko. Tapi kurva risikonya lebih bisa saya kelola. Perputaran hasilnya lebih cepat, sehingga siklus belajar dan penguatan ekonomi lokal pun bisa segera berlangsung.

Bagi Aimi Homestead, kami tidak mencari cara yang paling hebat—kami mencari cara yang paling masuk akal untuk dijalankan berkelanjutan.

Feasibility itu bukan hanya soal teknis. Ia menyangkut irama hidup, keterbatasan waktu, ketersediaan tangan, dan besarnya tekad untuk terus bertahan, tanpa kehilangan semangat berbagi.

Share on :