.jpg)
Air kolam yang tampak keruh bagi mata manusia sebenarnya kaya nutrisi bagi tanaman. Kami memanfaatkan air ini untuk menyiram sayur-mayur di kebun, menggantikan pupuk kimia dan menyuburkan tanah secara alami. Kandungan nitrogen, fosfor, dan mikroba dari air kolam mempercepat pertumbuhan tanaman sekaligus memperbaiki struktur tanah.
Tidak ada yang terbuang. Ikan tumbuh sehat, bebek tetap nyaman, dan tanaman pun tumbuh dengan riang. Semua berjalan dalam satu lingkaran yang seimbang. Di sinilah kami belajar—bahwa ketika kita menyatu dengan alam, bahkan air keruh pun bisa menjadi sumber kehidupan.
Inilah yang oleh prinsip permakultur disebut sebagai mengintegrasikan, bukan memisahkan. Kami tidak membangun sistem yang berdiri sendiri-sendiri, tetapi merancang agar satu elemen mendukung elemen lainnya. Kolam bukan hanya tempat memelihara ikan, tapi juga menjadi bagian dari siklus air dan nutrisi. Bebek bukan sekadar penghasil telur, tapi juga memberi makan ikan dan menyuburkan kebun. Dengan memahami keterhubungan ini, kita tidak hanya bertani—kita merancang ekosistem yang selaras dan lestari.